Profil Peserta Field Trip Rimba Terakhir Delang 2019 – Erina Kristiani

This image has an empty alt attribute; its file name is Lemon-Photo-Food-Instagram-Post-1024x1024.jpg
Instagram: @erina_kristiani

Erina Kristiani – Mahasiswi

“Kecukupan dunia merupakan bagian untuk kebutuhan bukan untuk keserakahan.”

Perguruan Tinggi: STAKN Palangka Raya

Erina menganggap berpartisipasi dalam lomba keadilan iklim ini merupakan sebuah langkah sederhana untuk turut menyelematkan bumi. Melalui tulisannya, ia berharap mampu menumbuhkan kesadaran publik akan pentingnya kelestarian lingkungan bagi kehidupan manusia. Erina percaya langkah-langkah kecil namun berarti, sangat diperlukan untuk menciptakan perubahan bagi masa depan bumi.

Melalui perjalanan ke Rimba Terakhir, Erina semakin ditakjubkan akan kekayaan alam Provinsi Kalimantan Tengah yang luar biasa. Muncul pula kesedihannya atas kerusakan alam yang terus terjadi akibat pembangunan yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Ia melihat bagaimana masyarakat disana mampu mempertahankan kelestarian lingkungan dengan pengelolaan wilayah yang berbasis kearifan lokal. Ia pun berharap seperti masyarakat adat di Kecamatan Delang, banyak orang menjadikan alam bukan hanya sebagai tempat tinggal semata, namun layaknya tubuh kita sendiri yang butuh dirawat dan dijaga.

Tulisan

Rimba Terakhir Desa Kubung

Desa Kubung, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kudangan. Dalam perjalanan menuju Desa Kubung kita harus melewati beberapa desa terlebih dahulu, yaitu Riam Panahan, Sepoyu, Riam Tinggi, Landau Kantu, Nyalang, Lopus, dan barulah kita sampai di Desa Kubung. 

Salah satu tempat wisata yang ada di Kecamatan Delang, terdapat di Desa Riam Tinggi, hal yang menarik disana ialah akan keindahan akan alamnya yang asri, keindahan alam seperti perbukitan yang alami, serta sungai yang bersih dan natural menjadi ciri khas Desa Riam Tinggi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kemudian jembatan gantung pelangi juga menjadi tempat selfiefavorit disana. Namun kita tidak akan membahas banyak mengenai Desa Riam Tinggi, kali ini kita akan membahas Rimba Terakhir di Desa Kubung.

Desa Kubung sendiri terletak didaerah perbatasan antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Desa Kubung sendiri pada awalnya merupakan satu bagian dari Kudangan Kabupaten Lamandau, namun pada tahun 1962 pada tetua desa memutuskan untuk memisahkan diri dari Kudangan hingga akhirnya saat ini desa Kubung bukan 1 bagian dari Kudangan, jadi sejarah awalnya desa Kubung merupakan pecahan dari Kudangan.

Adapun awal mula hal-hal yang membuat para tetua Desa Kubung waktu itu berinisiatif untuk memisahkan diri dari Kudangan adalah karena mereka merasa terpinggirkan, dan kurang diperhatikan pemerintah. Dan lagi karena tata letak permukiman masyarakatnya sangat jauh masuk ke dalam hutan,  dan cukup sulit untuk berinteraksi dengan masyarakat luar, sehingga mereka memutuskan untuk memisahkan diri dan tidak lagi menjadi bagian Desa Kubanagn.

Mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Kubung adalah petani karet, berladang, dan bercocok tanam, mulai dari padi, buah-buahan, dan sayur-mayur untuk memenuhi kehidupan masyarakatnya. Masyarakat disana memanfaatkan hasil hutan, sebab hutan menyediakan kebutuhan mereka. Tanaman yang tumbuh liat namun dapat dikonsumsi, untuk kebutuhan masyarakatnya. Contohnya seperti rotan untuk bahan anyaman, kulitpohon yang digunakan untuk membuat tas, dompet, lawung (hiasan kepala pria), sumbing (hiasan kepala wanita), dan perlahan produk mereka mulai dipasarkan diluar desa, dan menjadi khas dari desa mereka.

Menurut kepala Desa Kubung hutan di mereka merupakan satu-satunya sumber kebutuhan utama masyarakat desa kubung, bukan hanya desa mereka saya tapi masyarakat dari Kalimantan Barat pun sering memanfaatkan hutan sebagai sumber mata percaharian dan pemenuh kebutuhan, karena mengingat letak Desa Kubung ini berada di daerah perbatasan, karena itulah sebabnya hutan di Desa Kubung yang juga disebut sebagai “Rimba Terakhir” sangat yang dipertahankan dimana hutan itu sebagian besar merupakan kebun karet.

Meski telah dipertahankan bukan berarti  tanpa tantangan, banyak perusahaan-perusahaan asing yang bersikukuh untuk menduduki hutan tersebut.Berbagai acara telah dilakukan kepala desa disana untuk mempertahankan hutan didesa merekadenganmelibatkan para masyarakatnya.Adapun cara-cara yang dilakukan adalah:

  • Kepala desa memberi ancaman masyarakat tidak boleh menjual lahannya kepada perusahaan.“Mungkin sedikit berlebihan, tapi inilah yang harus saya lakukan sebagai kepala desa, untuk melindungi dan melestarikan hutan rimba terakhir di desa kami,” tutur kepala desa. “Saya memberi ancaman pada masyarakat bahwa mereka tidak boleh menjual tanah atau lahan mereka kepada perusahaan.”
  • Membuat perjanjian antar masyarakat tidak akan menerima perusahaan selain untuk produksi mereka.Seluruh masyarakatnya diikat oleh perjanjian, bahwa mereka tidak akan memberikan tanah mereka kepada pihak perusahaan, selain dari pada untuk produksi mereka saja.
  • Tidak hanya memikirkan kesenangan saat ini tapi juga keberlangsungan kedepan. Bukan soal senang hari ini dapat duit banyak, tapi bagaimana nasib kita setelah itu.Hidup bukan hanya persoalan hari ini dan besok, tapi kita juga memikirkan nasibgenerasi-generasi kita selanjutnya, dan juga alam kita kedepannya.

Kepala desa merupakan orang yang paling menentang perusahaan masuk ke wilayah mereka, sebab “orang tidak bisa apa-apa tanpa hutan”, tutur kepala Desa Kubung.

Kemudian menyikapi kemajuan jaman, peran kepala desa sungguh besar dalam memajukan desanya.  Mengingat lokasi Desa Kubung yang begitu terpencil, dan cukup sulit untuk diakses, kehidupan masyarakatnya yang masih mayoritas tradisional. “Kami  tetap mengikuti kemajuan jaman tapi tidak meninggalkan tradisi,” ucap Pak Kades. Berkat ketegasan Pak Kades dan kerjasama dengan seluruh masyarakatnya mereka bisa mempertahankan hutan yang memang sebagai sumber mata pencaharian mereka.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *