Pertama dalam Sejarah! Banjir Merendam Rumah-Rumah di Danau Sembuluh

Danau Sembuluh, 26 September 2020. Bencana banjir tengah melanda beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Seruyan menjadi salah satu wilayah yang tidak luput dari bencana ini. Banjir awalnya melanda bagian hulu dan sempat surut sebelum banjir susulan datang menerjang bagian hilir Kabupaten Seruyan.

Foto: Walhi Kalimantan Tengah

Menurut warga, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, banjir di tahun ini cukup tinggi debit airnya. Hingga mengakibatkan terendamnya beberapa rumah warga, salah satunya yang berada di wilayah Kecamatan Danau Sembuluh.

Wardian, warga Desa Danau Sembuluh I, mengatakankan bahwa banjir yang melanda Desa Danau Sembuluh saat ini mengkhawatirkan warga. “Saya rasa bahwa pada tahun ini banjir yang melanda wilayah Danau Sembuluh harus diwaspadai betul-betul, air kali ini benar-benar cukup tinggi”, ungkapnya.

Selain debit air yang cukup tinggi, banjir kali ini menjadi peristiwa pertama dalam sejarah dimana sejumlah rumah warga yang sebelumnya tidak pernah terendam banjir ikut terendam juga. “Ini adalah peristiwa pertama kali dalam sejarah yang saya tahu. Karena rumah kami dan beberapa rumah yang tidak jauh dari tempat kami tidak pernah sampai masuk airnya sampai ke dalam rumah. Kira sering terkena banjir tetapi itu hanya sampai dapur atau bagian belakang saja”, tambah Wardian.

Foto: Walhi Kalimantan Tengah

Hingga kini air yang masuk ke dalam rumah sejumlah warga masih setinggi mata kaki orang dewasa. Akan tetapi hal ini tetap perlu diwaspadai, mengingat curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah Danau Sembuluh dan sekitarnya.

Selain keperluan bantuan untuk korban banjir dalam bentuk sembako serta pakaian, hal lain yang penting diperhatikan ialah mitigasi bencana serta tempat-tempat pengungsian apabila sewaktu-waktu debit air terus bertambah tinggi.

Kebijakkan paska bencana juga harus dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten yang terendam banjir. Termasuk tata kelola wilayah dan pengecekkan sarana prasarana daerah untuk meminalisir terjadinya banjir.

Danau sembuluh merupakan wilayah ekologi genting dimana kerusakan di wilayah tersebut sudah sangat parah. Banyaknya perusahaan kelapa sawit yang mengelilingi danau tersebut menyebabkan daya dukung dan daya tamping lingkungannya harus diperbaiki. Hal ini disampaikan Dimas N. Hartono, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Tengah, menanggapi peristiwa banjir di Danau Sembuluh.

Foto: Walhi Kalimantan Tengah

Dimas mengatakan pada medio tahun 2010, WALHI Kalimantan Tengah pernah mengirimkan surat resmi terkait dengan kondisi Danau Sembuluh ke Kementrian Lingkungan Hidup (sebelum digabungkan dengan kementrian kehutanan). Pada surat tersebut terlampirkan laporan terkait kondisi Danau Sembuluh dan perusahaan-perusahaan sekelilingnya.

“Kami pernah mengirimkan surat dan laporan terkait kondisi Danau Sembuluh. Sayangnya hingga saat ini tidak ada respon dari pihak kementrian,” ujar Dimas.

Saat ini, kondisi Danau sembuluh meluap dan banjir di Desa Sembuluh I dan II. Kondisi ini tidak bisa didiamkan, disamping penanganan dalam proses bencana yang tengah terjadi, Pemerintah juga harus berupaya mengatasi akar masalahnya. 

Saat ini, memperbaiki kembali kondisi lingkungan di Danau sembuluh menjadi langkah yang harus dilakukan, diantaranya denganmenghutankan kembali lokasi tersebut. “Fakta di lapangan, perkebunan sawit sudah sampai ke bibir danau, bahkan terdapat lokasi perkebunan yang saat ini terendam air,” ujar Dimas menambahkan. (jfp/dnh)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *